- Pengumuman Hasil Seleksi Kompetensi dan Pemberkasan PPPK Tenaga Kesehatan dan Tenaga Teknis Formasi
- HASIL SELEKSI ADMINISTRASI PESERTA SELEKSI TERBUKA JABATAN PIMPINAN TINGGI PRATAMA LINGKUP KAB SBT
- Penyampaian Nota Pengantar Bupati terhadap Ranperda tentang APBD 2024
- Perubahan Persyaratan Jabatan, Administrasi Dan Jadwal Seleksi Terbuka Pimpinan Tinggi Pratama
- Kemenag SBT Kukuhkan Pengurus IPARI
- PENGUMUMAN SELEKSI TERBUKA PENGISIAN JABATAN PIMPINAN TERTINGGI
- BUPATI MUKTI HARAP MOMENTUM MTQ SBT 2023 TINGKATKAN PEMAHAMAN ISI KANDUNGAN AL-QURAN
- WABUP SBT LEPAS PESERTA PAWAI TAARUF MTQ XI 2023 TINGKAT KABUPATEN
- FESTIVAL KATALOKA VII, WABUP SBT AJAK WARGA JAGA ADAT DAN LESTARIKAN BUDAYA
- ADINKES SBT GELAR PERTEMUAN ATASI AIDS TUBERKULOSIS MALARIA
Bahaya Mendiagnosis Penyakit Lewat Internet
Berita Populer
- Potensi dan Peluang Industri Pengolahan Sagu
- Ini Dia 6 Destinasi Wisata di Seram Bagian Timur
- Info Grafis Data COVID-19 Kabupaten Seram Bagian Timur Tanggal 11 Juli 2020
- Info Grafis Data COVID-19 Kabupaten Seram Bagian Timur Tanggal 02 Juli 2020
- ROBOT Kecil Cikal Bakal Transformer
Berita Terkait
Apakah Anda mengunjungi "dokter Google" lebih sering dari dokter di klinik? Anda tidak sendiri. Dalam sebuah survei tahun lalu di Amerika diketahui bahwa 35 persen responden mencocokkan gejala penyakitnya di internet dan mendiagnosis dirinya sendiri.
Masih menurut survei yang dilakukan The Pew Research Center's Internet & American Life Project itu, sekitar 41 responden mengatakan diagnosis sendiri itu ternyata dikonfirmasi kebenarannya oleh dokter.
Tetapi, sekitar satu dari tiga responden mengaku tidak pernah pergi ke dokter untuk mencari opini kedua. Malahan, 18 persen responden mengatakan bahwa upaya mendiagnosis sendiri itu ternyata salah ketika ditanyakan ke dokter.
Meski survei yang melibatkan 3.000 responden itu sebenarnya dilakukan untuk mengetahui siapa yang mencari informasi kesehatan secara online, tetapi para profesional medis merasa khawatir dengan tren itu.
"Rata-rata tiap orang mengunjungi empat situs lalu memutuskan ia menderita kanker dan akan segera meninggal. Padahal, di internet banyak informasi yang keliru," kata Rahul K Khare, dokter unit gawat darurat dari Northwestern Memorial Hospital.
Menurut Khare, ia sering menemukan pasien yang hidupnya menjadi penuh kecemasan karena mereka merasa menderita penyakit berat setelah mencocokkan gejala yang dirasakannya dengan informasi di internet. (sumber: kompas.com)
Tuliskan Komentar anda dari account Facebook
Ada 2 Komentar untuk Berita Ini
-
Software Toko 26 Jul 2018, 16:56:06 WIB
Ini seharusnya tidak di lakukan karena bisa membahayakan nyawa karena untuk hal kesehatan sebaiknya kita harus berkonsultasi terlebih dahulu ke dokter. Biasanya hampir semua informasi di internet belom tentu benar maka diperlukan tinjauan dahulu ke sumbernya.
Bayar BPJS 21 Nov 2018, 12:12:13 WIBIya memang bahaya, soalnya diagnosanya itu terlalu berlebihan dan gka sesuai. Hanya akan membuat kita semakin kepikiran saja, itu jadinya akan membebani kita dan mendatangkan penyakit baru. Amannya ke dokter langsung untuk melakukan pengecekan. Kan sudah di support oleh BPJS Kesehatan hehe